Rabu, 01 Januari 2014

Silsilah Sunan Muria

Ternyata ada berbagai kontradiksi dalam silsilah Sunan Muria. Dan setelah disampaikan kepada para sesepuh Kadilangu dan tokoh-tokoh yang mengaku sebagai keturunan Sunan Muria, perbedaan pendapat dan perbedaan jalur silsilah Sunan Muria itu tetap ada. Dengan demikian maka belum lah dapat diketemukan satu sumber yang benar-benar dapat dipercaya kebenarannya mengenai silsilah Sunan Muria tersebut.

  1. Sunan Muria, putera Sunan Kalijaga ataukah putera Sunan Ngudung?
Putera siapakah sebenarnya Sunan Muria itu? Putera Sunan Kalijaga ataukah putera Sunan Ngudung? Ternyata apa yang telah tertulis dalam buku-buku sejarah Islam Indonesia atau buku-buku silsilah para Wali, terdapat dua versi penulisan tentang silsilah Sunan Muria. Selanjutnya dalam buku ini disebutkan dengan istilah versi A dan versi B, sebagai di bawah ini :
 
Versi A ; Sunan Muria putera Sunan Kalijaga.
 
Diantara buku-buku sejarah atau cerita yang menyebutkan bahwa Sunan Muria adalah putera Sunan Kalijaga ialah :
  1. Cerita  Sekitar Wall Sanga, susunan   AM. Noertjahjo terbitan PT. Pradnya Paramita Jakarta 1974.
  2. Sekitar Wali Sanga, susunan Solihin Salam, terbitan Menara Kudus, Kudus 1974.
  3. Sejarah Islam di Jawa, oleh Solihin Salam, penerbit Jaya Mumi, Jakarta 1964.
 
Dikatakan dalam buku-buku riwayat di atas, bahwa di dalam pernikahannya dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, Sunan Kalijaga memperoleh tiga orang putera yakni :
  1. Raden Umar Said alias Sunan Muria.
  2. Dewi Rukayah.
  3. Dewi Sofiyah.
 
Bila silsilah diatas benar, maka Sunan Muria adalah cucu Mau­lana Ishaq, karena dalam pernikahannya dengan Dewi Sekardadu (puteri Prabu Menak Sembuyu, Raja Hindhu dari Blambangan), Maulana Ishaq mempunyai dua orang putera, pertama Dewi Saroh, putera kedua Raden Paku alias Sunan Giri. Dewi Saroh inilah yang menjadi isteri Sunan Kalijaga, yang menurunkan tiga orang putera termasuk Sunan Muria itu. Dengan demikian maka Sunan Giri adalah pamannya Sunan Muria.
 
Versi   B ; Sunan Muria putera Sunan Ngudung.
 
Di dalam buku "Pustoko Darah Agung" susunan R. Darmowasito, yang berisi sejarah dan silsilah para Wali dan raja-raja Jawa, dicatat bahwa Sunan Muria adalah putera Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung. Dalam buku disebutkan bahwa Sunan Ngudung dalam pernikahannya dengan Dewi Sarifah menurunkan empat putera, yakni :
 
  1. Raden Umar Said alias Sunan Muria.
  2. Sunan Giri   III.
  3. Raden Amir Haji alias Sunan Kudus.
  4. Sunan Giri   II.
 
Perlu diketahui bahwa ibunya Dewi Sarifah (isteri Sunan Ngudung) adalah Dewi Nawangrum, Dewi Nawangrum adalah puteri Raden Tarub, Raden Tarub adalah putera Raden Penanggungan.
 
Adapun ayah Dewi Sarifah adalah Raden Sahur alias Tumenggang Wilatikta di Tuban, putera Raden Teja di Tuban, putera Ra­den Penanggungan. Dengan demikian maka nasab Dewi Sarifah dari ibu dan dari ayah berternu pada neneknya yang bernama Ra­den Penanggungan.
 
Sedangkan nasab Dewi Sarifah dengan nasab Sunan Ngudung suaminya, bertemu pula pada neneknya yang bernama Raden Penanggungan lagi, karena Sunan Ngudung adalah putera Dewi Maduretna. Dewi Maduretna adalah putera Raden Baribin, dan Raden Baribin itu putera Raden Penanggungan. Kacau balaunya antara Versi A dan Versi B.
 
Menurut versi A, di mana Sunan Muria dikatakan sebagai putera Sunan Kalijaga, maka Sunan Muria adalah sebagai ipar dari Sunan Kudus, sebab Sunan Muria itu memperisterikan Dewi Sujinah, padahal Dewi Sujinah ini adalah saudara kandung dari Sunan Kudus.
 
(Jelasnya, menurut satu sumber yang lain yakni jalur versi A, pernikahan antara Sunan Ngudung dengan Dewi Sarifah menurunkan dua orang putera yakni :
 
  1. Raden Amir Haji alias Sunan Kudus.
  2. Dewi Sujinah, yang akhirnya diperisterikan Sunan Muria.
 
Jadi tidak seperti pada sumber versi   B  di atas, yakni dari buku "Pustoko Darah Agung"   yang menyebutkan suami isteri Sunan Ngudung dengan Dewi Sarifah menurunkan empat orang putera sebagaimana yang telah dijelaskan di atas pada versi B itu)
 
Kacaunya, menurut silsilah dari jalur versi  A, putera Sunan Ngudung ada dua   (yakni Sunan Kudus dan Dewi Sujinah), tetapi menurut silsilah dari jalur versi   B, Sunan Ngudung mempunyai empat orang putera (yakni Sunan Muria, Sunan Giri  III,  Sunan Kudus, dan Sunan Giri II ).
 
Mengapa bisa terjadi perbedaan yang prinsip seperti itu? Apakah Sunan Ngudung mempunyai dua orang isteri sehingga kedua versi itu masing-masing dilahirkan dari dua orang ibu? Setelah penulis perhatikan, ternyata dalam lembaran silsilah versi A isteri Sunan Ngudung tercantum Dewi Sari, dan dalam buku "Pustoko Darah Agung"  tercantum Dewi Sarifah dalam versi A, tercantum ibunya Dewi Sari yakni Dewi Nawangrum, sedangkan dalam versi B, yakni dalam "Pustoko Darah Agung" tanpa menyebutkan orang tua Dewi Sarifah.
 
Apakah Dewi Sari dalam versi A itu tidak sama dengan Dewi Sarifah dalam versi B? Saya rasa sama orangnya. Tetapi anehnya masing-masing versi menghasilkan keturunan yang berbeda-beda. Apa akibatnya bila kedua versi itu dihadapkan? Amat jauh bedanya dan bahkan menggelikan. Coba perhatikan:
  1. Menurut versi B, Sunan Muria adalah putera Sunan Ngudung. Tetapi menurut versi A, Sunan Muria adalah menantu Sunan Ngudung, karena menurut versi A isteri Sunan Muria (Dewi Sujinah) adalah putera Sunan Ngudung
 
Bisakah seorang pribadi Sunan Muria sebagai putera Sunan Ngudung (Versi B) dan sekaligus menjadi menantu Sunan Ngudung (Versi A) ?
 
  1. Menurut versi *B, Sunan Muria adalah saudara kandung Sunan Kudus, yakni sama-sama sebagai putera Sunan Ngudung. Tetapi menurut versi A, Sunan Muria adalah sebagai ipar Sunan Kudus, karena isteri Sunan Muria (Dewi Sujinah) adalah saudara kandung Sunan Kudus (menurut versi A). Bisakah seorang pribadi Sunan Muria sebagai saudara kandung Sunan Kudus (versi B) dan sekali gus sebagai ipar Sunan Kudus (versi A) ?.
 
(Dalam "Pustoko Darah Agung", terjadi pula kekacuan atas diri Sunan Ngudung, padahal masih dalam buku yang satu itu).
 
SKEMA SILSILAH SUNAN MURIA VERSI   A
 
Sunan Ngudung (Rd. Usman Haji) + Dewi Sarifah
1.   Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)
2.   Dewi Sujinah
Maulana Ishaq + Dewi Sekardadu
I
1. Dewi Saroh + Sunan Kalijaga (Rd. Mas Said)
2. Sunan Giri (Rd. Paku)
Keterangan :
—»•  =   anak. +      =   suami isteri.
1.   Sn. Muria adalah putera Sn. Kalijaga.
2.   Sn. Muria adalah menantu Sn. Ngudung.
3.   Sn. Muria adalah ipar Sn. Kudus.
4.   Sn.  Muria berarti cucunya Maulana Ishaq.
1. Sunan Muria (Rd. Umar Said)
2. Dewi Rukayah
3. Dewi Sofiyah
 
SKEMA SILSILAH SUNAN MURIA VERSI   B
 
Dewi Maduretno
Raden Penanggungan
4
————   1. Rd. Banbin, Madura
p2. Rd. Ario Tejo III (Bupati Tuban)
3. Rd.Tarub
Raden Sahur __ __. ( Tumenggung Wilatikto, Bupati Tuban )
Sunan Ngudung -(Rd. Usman Haji)
+ — Dewi Nawangrum
Sunan Kalijaga (Rd. Mas Said)
2.   Dewi Sarifah
1.   Sunan Muria (R. Umar Said)
2.   Sunan Giri II
3.   Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)
4.   Sunan Giri HI
Keterangan :
——   =   anak.
+       =   suami isteri.
1. Sn. Muria adalah putera Sn. Ngudung.
2. Sn. Muria adalah saudara kandung Sn. Kudus.
3. Sn. Muria adalah keponakan Sn. Kalijaga.
 
TIGA JALUR VERSI SILSILAH SUNAN MURIA
 
Baik dari jalur Sunan Kalijaga maupun dari jalur Sunan Ngu­dung, silsilah Sunan Muria mempunyai bermacam-macam versi lagi jadinya. Dengan demikian maka dalam buku ini akan dicantum kan pula beberapa versi dari silsilah Sunan Muria. Mengapa dicantumkan semua? Jawabnya ialah, karena sampai saat ini memang masih banyak versi-versi yang tersebar dalam masyarakat, menurut berbagai sumber. Dan memang itulah yang dimiliki oleh masyarakat, yang masing-masing pihak mengakui bahwa versi miliknya itulah yang benar dan dapat dipercaya.
 
Satu masalah tetapi bermacam-macam versinya, bermacam pula orang mengatakannya, menurut ilmu filsafat tidak dapat di terima kebenarannya. Kalau kain itu putih menurut mata orang Indonesia, juga putih menurut mata orang Eropa. Tidak di sini di katakan putih tetapi di sana dikatakan merah. Kedua-duanya, yang mengatakan putih dan yang mengatakan merah adalah sama benarnya, itu tidak mungkin, karena obyeknya satu. Maka salah satunya mesti ada yang benar dan yang salah, atau kedua-duanya salah semua. Tetapi benar semua tidak masuk akal sehat.
 
Timbul pertanyaan apakah beberapa versi yang dimiliki ma­syarakat itu sama sekali tidak ada yang benar atau yang paling mendekati kebenaran atau yang paling dapat dipercaya keasliannya? Sampai saat ini belum ada ahli yang menjamah masalah tersebut, apalagi dapat menghasilkan apa yang diharapkan kebenaran. Dengan maksud agar para sejarahwan dan para peminat sejarah bersedia mengulurkan tangan untuk menilik masalah tersebut, maka kesemua versi dari berbagai pihak disertakan di sini.
 
 
2.   Versi Pertama:   Sunan Muria Keturunan Arab.
 
Bahwa Sunan Muria keturunan Arab, dapat diambil kesimpulan dari versi yang mengatakan bahwa Sunan Muria itu putera • Sunan Kalijaga, maka otomatis silsilah Sunan Kalijaga itu adalah juga silsilah Sunan Muria. Dan dalam hal ini terdapat dua jalan lagi, yaksi jalan pertama dari buku susunan Mr. C.L.N. van den Berg, dan jalan kedua terdapat dalam buku "Pustoko Darah Agung".
 
Menurut Mr. C.L.N. van den Berg.
 
Mr. C.L.N. van den Berg, di dalam bukunya berjudul "De Hadramaut et les colonies Arabes dans 'I Archipel Indien, " disebutkan bahwa semua wali di Jawa adalah keturunan Arab belaka. Maka yang ada hubungannya dengan Sunan Muria yang menurut versi dikatakan sebagai putera Sunan Kalijaga itu, nasabnya adalah sebagai berikut:
 
1.   Abdul Muthalib (nenek Nabi Muhammad saw.).
2.   Berputera Abbas.
3.   Berputera Abdul Wakhid.
4.   Berputera Mudzakir.
5.   Berputera Abdullah.
6.   Berputera Kharmia.
7.   Berputera Mubarak.
8.   Berputera Abdullah.
9.   Berputera Madro'uf.
10.   Berputera Arifin.
11.   Berputera Hasanud Din.
12.   Berputera Jamal.
13.   Berputera Akhmad.
14.   Berputera Abdullah.
15.   Berputera Abbas.
16.   Berputera Kourames.
17.   Berputera   Abdur Rakhim (alias Ario Tejo, Bupati Tuban).
18.   Berputera Tejo Laku (Bupati Majapahit).
19.   Berputera Lembu Kusumo (Bupati Tuban). ;
20.   Berputera Tumenggung Wilotikto    (Bupati Tuban).
21.   Berputera Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).
22.   Berputera Raden Umar Said    (Sunan Muria).
 
Menurut "Pustoko Darah Agung".
 
Kalau dalam bukunya Mr. C.L.N. van den Berg, mulai Abdul Muthalib hingga Sunan Muria mencapai angka yang ke - 22, maka dalam buku "Pustoko Darah Agung." mencapai angka keturunan yang ke-25. Antara keduanya, yakni kedua jalur itu hampir sama, hanya di sana-sini terdapat selingan nama-nama yang tidak terdapat pada buku van den Berg, dan nama-namanya pun tertulis dengan berbeda ejaan saja.
 
Adapun yang terdapat dalam   "Pustoko Darah Agung" ialah sebagai berikut di bawah ini:
  1. Abdul Muthalib (kakek Nabi Muham­mad saw).
  2. Berputera Sayid Abbas.
  3. Berputera Sayid Abdul As-har.
  4. Berputera, Syekh Wais ( Syekh Wakhid?).
  5. Berputera Syekh Mudzakir.
  6. Berputera Syekh Abdullah.
  7. Berputera Syekh Kurames.
  8. Berputera Syekh Mubarak.
  9. Berputera Syekh Abdullah.
  10. Berputera Syekh Ma'ruf.
  11. Berputera Syekh Arifin.
  12. Berputera Syekh Hasanuddin.
  13. Berputera Syekh Jamal.
  14. Berputera Syekh Ahmad.
  15. Berputera Syekh Abdullah.
  16. Berputera Syekh Abbas.
  17. Berputera Syekh Abdullah.
  18. Berputera Syekh Kurames, pendeta di Makkah.
  19. Berputera Abdur Rakhman Kemudian beliau ini ke P. Jawa (Majapahit), mendapat gelar Ario (Arya), berganti nama Teja, alias Ario Teja, kemudian menjadi  Bupati Tuban.
  20. Berputera Ario Teja I, Bupati Tuban.
  21. Berputera Ario Tejo Laku, Tuban.
  22. Berputera Ario Tejo, Bupati Tuban.
  23. Berputera  Raden Tumenggung Wilotikto, Bupati Tuban.
  24. Berputera Raden Mas Said   (Sunan Kalijaga).
  25. Dan akhirnya berputera Raden Umar Said alias Sunan Muria.
 
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa rnenyebutkan Sunan Muria sebagai putera Sunan Kalijaga adalah berdasarkan buku-bulu sejarah Islam dan riwayat wali di Jawa, maka dengan sendirinya silsilah Sunan Kalijaga ini adalah sama dengan silsilah Sunan Muria juga.
 
C a ta t a n    :
 
Pada pasal 5 dan 6 di belakang nanti akan dijelaskan mana di antara dua versi (yakni versi pertama, Sunan Muria putera Sunan Ngudung dan Versi kedua, Sunan Muria putera Sunan Kali­jaga) itu yang agak mendekati kebenaran, menurut penyelidikan penulis sendiri.
 
  1. Versi Kedua ; Sunan Muria Keturunan Jawa Asli.
 
Versi ini juga lewat jalur ayah Sunan Muria yang bernama Sunan Kalijaga. Menurut keterangan salah seoramg pembantu majalah "Panyebar Semangat" Surabaya dari Ycgyakarta yang bernama Tj. M. (Tjantrik Mataram?), menjelatskan bahwa ia (Tj.M.) mendapat keterangan dari Sdr. Darmosuggjto (wartawan Merdeka) yang juga trah Kalijagan (keturunan Suinan Kalijaga), mengatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah orang Jawa asli, atau keturunan orang Jawa. Keterangan ini dimuat dalam majalah "Panyebar Semangat" tahun 1957 (Penulis lupa mencatat nomor dan tanggal penerbitannya, karena terdapat dalam klipping).
 
Silsilah tersebut ialah sebagai berikut :
 
Pada waktu Raden Wijaya, yaitu menantu Prabu Kertanegara dari Singasari, melarikan diri dari Singasari, beliau ini •didampingi (disertai) oleh para panglima yang masih setia. Di amtara panglima yang mendampingi beliau itu ialah Ranggalawe dan Nambi. Pada akhirnya Ranggalawe ini diangkat menjadi Adipati Tuban. Seterusnya Silsilah Sunan Muria bermula pada Adipati Ranggalawe ini, sebagai berikut :
1. Adipati Ranggalawe,   Tuban.
2. Berputera Ario Tejo I       (Bupati Tuban*).
3. Berputera Ario Tejo II      (Bupati Tuban).
4. Berputera Ario Tejo III     (Bupati Tubam).
5. Berputera Raden Tumenggung Wilotikto (Bupati Tuban)
6. Berputera Raden Mas Said   (Sunan Kalijaaga).
7. Berputera Raden Umar Said (Sunan Muria).
 
Menurut keterangan, Bupati Ario Tejo I dan Bupati Ario Tejo II masih memeluk agama Syiwa, tampak pada makamnya yang terdapat di Tuban memakai tanda Syiwa pada nisannya. Adapun Bupati Ario Tejo III telah memeluk agama Islam, juga tampak terlihat pada makamnya.
 
  1. Versi Ketiga; Silsilah Sunan Muria lewat Jalur Sunan Ngudung.
 
Sekarang perhatikanlah silsilah Sunan Muria lewat jalur Sunan Ngudung, yang mengatakan bahwa Sunam Muria adalah putera Sunan Ngudung. Silsilah Sunan Muria dari ayahnya, menurut buku "Pustoko Darah Agung" adalah sebagai berikut :
  1. Prabu    Brokusumo, Majapahit, memperisteri Dewi Dinding dari Pajajaran Jawa Barat.
  2. Berputera Raden Hadaningkung Hario Hadiwijoyo alias Brawijaya I, memperisteri putri dari Pengging.
  3. Berputera Prabu Hayamwuruk Hario Partowijoyo alias Brawijaya II, memperisteri Dewi Panurun.
  4. Berputera Raden Hario Lembu Hamiseni alias Brawi­jaya III, memperisteri Dewi Retno Panjawi.
  5. Berputera Hario Partowijoyo alias Prabu Brotanjung alias Prabu Brawijaya IV, memperisteri Dewi Tapen Lumajang.
  6. Berputera Raden Alit alias Hario Ongkowijoyo alias Prabu Brawijaya V.
  7. Berputera 101 orang, antara lain ialah Retno Kanistren, yang dinikah oleh Pangeran Baribin dari Madura.
  8. Salah seorang puterinya Pangeran Baribin ini (Dewi Maduretno?) dinikah oleh Raja Pendeta alias Ibrahim Asmarakandi.
  9. Berputera Raden Usman Haji alias Sunan Ngudung, memperisterikan Dewi Sarifah binti Nawangrum.
  10. Berputera Raden Said alias Sunan Muria.
 
(Isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Muria menurut "Pustoko Darah Agung" adalah Dewi Sarifah. Tetapi Sunan Ngudung dalam buku yang sama mempunyai isteri lagi bernama Ny. AgengManyuran. Maka silsilah Sunan Muria dari ibunya di bawah ini diambilkan dari lembaran silsilah menurut versi A). Berikut ini adalah silsilah Sunan Muria dari ibunya Dewi Sarifah :
  1. Raden Penanggungan.
  2. Berputera R. Tarub.
  3. Berputera Dewi Nawangrum, yang dinikah oleh Tumenggung Wilotikto.
  4. Berputera Dewi Sarifah, isteri Sunan Ngudung.
  5. Berputera Raden Said alias Sunan Muria.
 
(Saudara kandung Dewi Sarifah adalah Sunan Kalijaga, yang keduanya sama-sama putera suami isteri Tumenggung Wilotikto dan Dewi Nawangrum). Kontradiksi dalam buku "Pustoko Darah Agung" mengenai isteri Sunan Ngudung.
 
Ditulis dalam buku tersebut, bahwa isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Muria dan Sunan Kudus adalah Dewi Sarifah. Tetapi pada bagian lainnya lagi, dijelaskan bahwa yang melahirkan Sunan Kudus adalah isteri Sunan Ngudung yang bernama Ny. Ageng Manyuran. Mana yang benar?
 
Padahal, Dewi Sarifah adalah keturunan R. Penanggungan, tetapi Ny. Ageng Manyuran adalah putera Ratu Fathimah Ibrahim. Selanjutnya, menurut buku "Pustoko Darah Agung", Ratu Fathimah Ibrahim adalah putera Maulana Ibrahim Asmara, putera Syekh Jamaluddin Jumadil Kubra, putera Syekh Maulana Mahmudil Kubra, putera Syekh Abdur Rakhman, putera Syekh Abdullah Baghdad, putera Syekh Ashar Na'ida, putera Syekh Hasan, putera Syekh Sama'un, putera Syekh Najmudil Kubra, putera Syekh Zainal Kubra, putera Syekh Syahid Zainal Kabir, putera Sayyid Zainal Husein, putera Syekh Sulaiman, putera Walid Zainal Alim, putera Sayyid Zainal Abidin, putera Sayyidina Husein, putera Sayyidatina Fathimah, putera Nabi Muhammad saw.
 
Silsilah di atas menunjukkan bahwa Ny. Ageng Manyuran (isteri Sunan Ngudung) adalah cicit Maulana Ibrahim Asmara. Padahal dalam buku "Pustoko Darah Agung" itu sendiri jelas disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah putera Maulana Ibra­him Asmara alias Raja Pendeta. Apakah Sunan Ngudung mem peristerikan cucu ayahnya sendiri atau keponakannya? Dengan demikian maka pemberitaan "Pustoko Darah Agung"  tentang isteri Sunan Ngudung kurang dapat dipercaya kebenarannya.
 
Demikianlah, silsilah Sunan Muria dari berbagai versi telah dijelaskan ala kadarnya, sesuai dengan apa yang terdapat dan diakui benar oleh pihak-pihak yang memilikinya. Namun masih ada lagi versi yang mengatakan bahwa Sunan Muria adalah termasuk orang Cina atau keturunan Tionghoa peranakan.
 
  1. Sunan Muria Putera Sunan Kalijaga (?).
 
Ketika penulis ke Kadilangu menemui Raden Mulyadi (Sesepuh Kadilangu) menanyakan, apakah benar Sunan Muria itu putera Sunan Kalijaga? Beliau menjawab bahwa menurut sepengetahuan beliau, Sunan Kalijaga tidak mempunyai putera yang bernama Sunan Muria. Dan hal itu sesuai dengan apa yang ter cantum dalam buku "Pustoko Darah Agung" yang juga dimiliki dan menjadi pegangan Kadilangu dalam menentukan siapa trah Kalijagan dan siapa yang bukan.
 
Selanjutnya Raden Mulyadi berbalik bertanya kepada penulis, kalau Sunan Muria itu putera Sunan Kalijaga, dari sumber mana keterangan tersebut didapat dan dari ibu yang bernama siapa Sunan Muria itu dilahirkan? Dalam rangka untuk mencari jawab dari pertanyaan-pertanyaan Sesepuh Kadilangu itu, penulis berusaha menilik lembaran silsilah dari versi A dan versi B. Terpaksa kita kembali kepada versi-versi Iagi.
 
Ternyata setelah lembaran-lembaran itu penulis perhatikan, isteri Sunan Kalijaga tidak hanya seorang saja, tetapi lebih dari satu. Dan pada umumnya para wali yang mempunyai isteri lebih dari satu, hal inilah yang biasanya membingungkan ahli sejarah, karena hal itu menyebabkan putera para wali yang tercatat dalam sejarah terkadang tidak diterangkan dari ibu yang mana.
Menurut versi A, dimana Sunan Muria dikatakan sebasai putera Sunan Kalijaga, maka dalam dokumen diterangkan bahwa isteri Sunan Kalijaga adalah Dewi Saroh binti Maulana Ishaq. Dari isteri Dewi Saroh ini Sunan Kalijaga mempunyai keturunan :
1.   Raden Umar Said alias Sunan Muria.
2.   Dewi Rukayah.
3.   Dewi Sofiah.
 
Sebagaimana diketahui, Maulana Ishaq dengan isteri pertama yang bernama Dewi Sekardadu binti Prabu Menak Sembuyu Raja Blambangan, menurunkan dua orang putera, yakni pertama Raden Paku alias Sunan Giri dan kedua Dewi Saroh yang kemudian men jadi isteri Sunan Kalijaga.
 
Kemudian, berikut ini adalah versi B. Isteri Maulana Ishaq yang lain (entah siapa namanya, tidak dijelaskan dalam lembaran silsilah milik A.M. Noertjahja), menurunkan seorang putera yang bernama Raden Abdul Kadir alias Sunan Gunung Jati. Menurut "Pustoko Darah Agung," isteri Maulana Is-haq yang menurunkan Sunan Gunung Jati itu juga tidak disebutkan namanya, tetapi dikatakan bahwa ia dari keturunan Batoro Katong, Adipati Ponorogo. Batoro Katong adalah salah seorang putera Prabu Brawijaya ke V dari Majapahit. Selanjutnya sebelum Maulana Ishaq sampai di Jawa, yakni ketika beliau masih di Pasei, beliau juga mengambil isteri seorang puteri Raja Pasei. (Jadi isteri Maulana Is-haq ada tiga orang.).
 
Dalam "Pustoko Darah Agung" itu diterangkan bahwa pernikahannya dengan puterinya Batoro Katong, Maulana Ishaq mempunyai tiga orang putera, yakni :
1.   Nyi Ageng Rukhayah,   yang akhirnya diambil isteri oleh Sunan Kalijaga.
2.   Sunan Gunung Jati.
3.   Syekh Maulana Agung, di Pakishaji Semarang.
 
Kontradiksi.
 
Cobalah perhatikan, Versi A dijelaskan bahwa Sunan Kalijaga mengambil isteri putera Maulana Is-haq yang bernama Dewi Saroh. Tetapi versi B menjelaskan lagi bahwa Sunan Kalijaga mengambil isteri dari putera Maulana Ishaq yang bernama Ny. Ageng Rukhayah. Mungkinkah Sunan Kalijaga mengambil isteri dua orang bersaudara dirangkap, walaupun masing-masingnya dari lain ibu tetapi satu ayah yakni Maulana Ishaq ?
 
Menurut versi A, isteri Maulana Ishaq yang menurunkan Dewi Saroh adalah Sekardadu binti Prabu Menak Sembuyu Raja Blambangan. Tetapi menurut versi B isteri Maulana Ishaq yang melahirkan Ny. Ageng Rukhayah itu adalah seorang puteri anak Batara Katong. Dan dalam versi B itu dijelaskan bahwa Dewi Sekar­dadu hanya menurunkan seorang putera yakni Sunan Giri. (Kedua nya, yakni Dewi Saroh dan Ny. Ageng Rukhayah, diberitakan sebagai isteri Sunan Kalijaga.
 
Timbul pertanyaan, apakah Dewi Saroh itu sama orangnya dengan Ny. Ageng Rukhayah, yang keduanya sama-sama putera Maulana Ishaq? Kalau sama, mengapa dalam "Pustoko Darah Agung" telah tertulis dengan jelas bahwa isteri Maulana Ishaq ada tiga orang? Yakni pertama, puteri Raja Pasei, kedua puteri Raja Blambangan (Dewi Sekardadu, yang hanya melahirkan seorang anak bernama Sunan Giri), dan ketiga, puteri Batara Katong (yang melahirkan tiga orang putera yaitu Ny. Ageng Rukhayah, Sunan Gunung Jati dan Syekh Maulana Agung).
 
Untuk mencari jalan ke luar dari keruwetan di atas, bagaimana andaikata kita menggunakan "teori kemungkinan" saja, meskipun teori semacam itu tidak bisa diterapkan dalam ilmu sejarah. Yakni, "mungkin" saja Ny. Ageng Rukhayah (yang dikatakan sebagai isteri Sunan Kalijaga) itu bukan dilahirkan dari ibu dari anak Batara Katong, tetapi dilahirkan dari ibu yang bernama Dewi Sekardadu. Artinya 'Ny. Ageng.Rukhayah itu bukan putera Maulana Ishaq dengan isterinya dari anak Batara Katong, tetapi lahir dari isterinya yang. bernama Dewi Sekardadu, Jadi "mungkin" nama Dewi Saroh binti Dewi Sekardadu itu sama orangnya dengan Nyi Ageng Rukhayah. Artinya Dewi Saroh alias Nyi Ageng Rukhayah binti Dewi Sekardadu. Ini "mungkin" saja, dari pada tokoh-tokoh itu dibiarkan begitu saja sehingga terjadi kenyataan yang tidak masuk akal.
 
Dengan demikian maka isteri Maulana Ishaq yang dari putera Batara Katong itu hanya melahirkan dua orang putera (bukan tiga seperti di atas), yakni Sunan Gunung Jati dan Syekh Maulana Agung. Sebab Nyi Ageng Rukhayah itu sama orangnya dengan Dewi Saroh. Dan Isteri Maulana Ishaq yang bernama Dewi Sekar­dadu melahirkan dua orang putera lagi, yakni Sunan Giri dan Dewi Saroh alias Nyi Ageng Rukhayah.
 
KESIMPULAN HASIL PEMECAHAN DARI BERBAGAI KONTRADIKSI.
 
Dengan "teori mungkin" atau "berhadai-handai" dua nama isteri Sunan Kalijaga yang terdidri dari dua orang bersaudara lain ibu tetapi seayah itu telah "dapat diselesaikan" dengan jalan "meng indentifikasikan" nama Dewi Saroh adalah sama orangnya dengan Nyi Ageng Rukhayah, yang kedua nama tetapi "satu orangnya" itu dilahirkan oleh seorang ibu tentunya, bernama Dewi Sekardadu binti Prabu Menak Sembuyu dari Blambangan.
 
Isteri Sunan Kalijaga yang pertama; Dewi Saroh.
 
Selanjutnya kita anggap saja Dewi Saroh ini sebagai isteri Sunan Kalijaga yang pertama. Dan sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq ini Sunan Kalijaga mempunyai tiga orang putera yakni :
1. Raden Umar Said alias Sunan Muria.
2. Dewi Rukayah (Bukan Nyi Ageng Rukhayah).
3. Dewi Sofiyah.
 
Isteri Sunan Kalijaga yang Kedua; Ratu Kano Kadiri.
 
Pada bagian yang lain dalam : ”Pustoko Darah Agung" tertulis bahwa Sunan Kalijaga mempunyai seorang isteri lagi yang namanya Ratu Kano Kadiri, dan dari isteri yang ini Sunan Kalijaga berputera lima orang yakni :
1.   Kanjeng Ratu Pembayun, yang menjadi isteri Raden Trenggana ( Sultan Demak HI ).
2.   Nyi Ageng Panenggak, yang menjadi isteri Ki Ageng Paker.
3.   Sunan Hadi alias Panembahan Kali.
4.   Raden Abdul Rakhman.
5.   Nyi Ageng  Ngerang, yang menjadi isteri Kyai Ageng Ngerang III di Laweyan Sala.
 ( Nomor I hingga 4 berada di Istana Kadilangu Demak ).
 
Isteri Sunan Kalijaga yang ketiga.
 
Isteri Sunan Kalijaga yang ketiga adalah anak puterinya Sunan Ampel. Dalam berbagai sumber siapa nama isteri Sunan Kalijaga yang dari puteri Sunan Ampel ini, amat berlainan penyebutannya. Ada yang mengatakan Siti Mutmainnah, ada yang mengatakan Siti Mursimah. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disertakan sumber-sumbernya.
I.   Adhy Sukirno dalam bukunya "Pujangga Ma' Huan" mengatakan bahwa pemikahan Sunan Ampel dengan Candrawati alias Retnowati alias Nyai Ageng Manila, menurunkan tujuh orang putera yaitu :
1.   Maulana Ibrahim alias Sunan Bonang (Ma'dum Ibrahim).
2.   Ma'sih Murat atau Maulana Hasyim alias Sunan Drajat.
3.   Maulana Akhmad atau Sunan Lamongan.
4.   Nyai Ageng Ma'loka atau Siti Asyikah, isteri Raden Patah.
5.   Nyai Ageng Ma'liki atau Siti Mutmainnah, isteri Sunan Kalijaga.
6.    Siti Alwiyah.
7.   Ja'far Shadiq alias Sunan Kudus. (Jelaslah yang terakhir ini tidak benar, karena Sunan Kudus bukanlah putera Sunan Ampel)
 
Pernikahan Sunan Ampel dengan Siti Khorimah binti Ki Wiryosarjo, mempunyai dua orang putera yakni :
1.   Siti Murtosiyah, isteri Sunan Giri.
2.   Siti Mursimah.
 
II. AM. Noertjahja dalam bukunya "Sekitar Wali Sanga" me­ngatakan bahwa Siti Murtasiyah itu isteri Raden Patah dan Siti Murtasimah (Siti Mursimah?) itu isteri Sunan Giri.
 
III.   Solihin Salam dalam bukunya "Sekitar Wali Sanga" mengatakan bahwa dalam perkawinannya dengan Nyi Ageng Manila, Sunan Ampel mempunyai empat orang putera yakni:
1.   Nyi Ageng Maloka, isteri Raden Patah.
2.   Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
3.   Syarifuddin (Sunan Drajat).
4.   Putri, isteri Sunan Kalijaga.
 
Walaupun terjadi perlainan penyebutan di antara berbagai sumber di atas, tetapi yang jelas Sunan Kalijaga mempunyai isteri lagi yang ketiga, dari putera Sunan Ampel, entah dari isteri Sunan Ampel yang bernama Nyi Ageng Manila ataukah dari Siti Khorimah. Pada pokoknya Sunan Kalijaga memperisterikan salah seorang puterinya Sunan Ampel. Dengan demikian maka isteri Sunan Kalijaga itu tidak hanya seorang, tetapi paling tidak tiga orang, yakni :
 
1. Dewi Saroh atau Dewi Sarah binti Maulana Ishaq.
2. Ratu Kano Kadiri.
3. Puterinya Sunan Ampel.
 
  1. Kesimpulan Tentang Silsilah Sunan Muria.
 
Dengan menilik berbagai kontradiksi dan cara pendekatannya dari berbagai sumber yang terdapat perlainan prinsip seperti yang telah dijelaskan di atas, maka kami mengambil kesimpulan sementara, artinya masih menunggu penyelidikan selanjutaya baik dari penulis sendiri ataupun dari para ahlinya, maka kesirnpulan yang agak mendekati kebenaran adalah sebagai berikut :
1.    Bahwa ternyata isteri Sunan Kalijaga tidak hanya Seorang, tetapi paling tidak adalah tiga orang, yaitu :
  1. Dewi Saroh, melahirkan tiga orang putera, yakni Sunan Muria, Dewi Rukayah dan Dewi Sofiyah.
  2. Ratu Kano Kadiri, melahirkan lima orang putera, yakni Kanjeng Gusti Ratu Pembayun, Nyi Ageng Panenggak, Sunan Hadi, Raden Abdul Rakhman, dan Nyi Ageng Ngerang.
  3. Puterinya Sunan Ampel, tidak dijelaskan melahirkan putera ataukah tidak.
 
DENGAN DEMIKIAN MAKA RADEN UMAR SAID ALIAS SUNAN MURIA ADALAH PUTERA SUNAN KALIJAGA.
 
  1. Tentang Sunan Muria, adalah putera Sunan Ngudung, halitu kurang dapat dipercaya kebenarannya, karena sebagaimana telah dijelaskan pada pasal 4 di atas, bahwa terjadi kekacauan dalam hal isteri Sunan Ngudung. Dalam "Pustoko Darah Agung" sendiri yang masih dalam satu sumber telah terjadi kontradiksi. Yakni, di satu bagian dikatakan bahwa isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Kudus adalah Dewi Sarifah, tetapi di bagian lain dikatakan lagi bahwa isteri Sunan Ngudung yang melahirkan Sunan Kudus adalah Ny. Ageng Manyuran. Padahal Ny. Ageng Manyuran itu dikatakan se-bagai cicitnya Maulana Ibrahim Asmara, yang anehnya Sunan Ngudung itu adalah putera Maulana Ibrahim Asmara sendiri. Jadi Sunan Ngudung memperisterikan cucu ayahnya sendiri atau keponakannya sendiri? Maka berita yang mengatakan bahwa Sunan Muria adalah putera Sunan Ngudung itu kurang dapat dipercaya kebenarannya.
 
  1. Hubungan tali - temali silsilah Sunan Muria dengan keluarga Besar Wali Sanga.
 
Tidak dapat disangkal lagi bahwa Wall Sanga, antara satu dengan yang lainnya adalah masih keluarga besar belaka. Para ang-gota Wall Sanga itu masih serumpun. Ada yang satu dengan lainnya sebagai keluarga dekat, dan ada yang agak jauh, tetapi masih ada hubungan famili.
 
Bila dilihat dalam skema, ternyata keluarga besar itu berbaur dengan para Raja tanah Jawa dan atau kaum elite kerajaan. Katakanlah mereka itu masih trah bangsawan (darah bangsawan).
 
Maka Sunan Muria mempunyai hubungan darah dan keluarga dekat maupun agak jauh dengan keluarga besar Wali Sanga itu. Bila dilihat dalam skema, maka hubungan itu antara lain adalah sebagai berikut :
 
  1. Sunan Muria adalah : putera Sunan Kalijaga.
  2. Dengan Sunan Kudus, Sunan Muria adalah iparnya.
  3. Dengan Sunan Giri, Sunan Muria adalah keponakannya. (jadi Sunan Giri adalah pak Ciliknya Sunan Muria).
  4. Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah Pak Dhe atau paman (tiri) nya Sunan Muria, karena kedua Wali diatas itu kakaknya Siti Mutmainnah (ibu tirinya Sunan Muria).
  5. Dengan demikian maka Sunan Ampel adalah kakek (tiri)nya Sunan Muria, karena Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Siti Mutmainnah itu puteranya Sunan Ampel.
  6. Sunan Ngudung adalah mertua Sunan Muria karena Dewi Sujinah isteri Sunan Muria) itu puterinya Sunan Ngudung.
  7. Sunan Gunung Jati juga Pak Dhe (tiri) nya Sunan Muria, karena dengan isteri Maulana Ishaq yang lain (puterinya Bathoro Katong Adipati Kediri), Maulana Ishaq mempunyai tiga putera antara lain adalah Sunan Gunung Jati.
 
SKEMA TALI-TEMAL1 SILSILAH SUNAN MURIA DENGAN KELUARGA BESAR WALI SANGA
 
R. Penanggungan
Maulana Muh. Kubia
Ratu Campa
Rd. Baribin
1
Dw. Maduretno
R. Ario Tejo III
R.Tarub
Dw. Candrawulan
Sn. Ampel +Dw. Candrawati
Pr. Brawijaya V+ Dwarawati Majapahit     I Murdiningrum
RTPatah. (Sultan Demak)
1. Sn. Bonang
2. Sn, Drajat
3. Sn. Sedayu
.4. St. Asyikah
5. St. Mutmainnah + Sn. Kalijaga .
6. St. Alwiyah
A
Tumenggung + Dewi Dewi Wilotikto         Nawangrum    Nawangsari *)
I ———_ +—Dewi Hiroh
-i—» Maulana Ibrahim
. Maulana Is-haq *
Dw. Sekardadu
Sn. Ngudung
I
Dw. Sarifan
Dewi Saroh
Sn. Giri
Bath oro Katong (Adipati Ponorogo)
;
*) Maulana Is-haq+ (Tidak disebutkan namanya)
1.   Sn. Kudus __ +__Dewi Ruhil
2.   Dw. Sujinah-—'.—— + ___   l.   Sn. MurU
2.   Dw. Rukayah
3.   Dw.Sofiyah Dewi Nawangsari
1.  Ny. Ageng Rukhayah +   Sn.Kalijaga      ^
2.   Sn. Gunung Jati +    Dw. Hisah
3.   Syeh Maulana Agung

2 komentar:

  1. Yg bener aja aku nulis semua nya..!!!

    BalasHapus
  2. Kacau.nulis Masih kurang akurat data silsilah nasap nya.. Tolong di perbaiki

    BalasHapus