Sunan Gresik
Matahari
baru saja tenggelam di Desa Tanggulangin, Gresik, Jawa Timur. Rembulan
dan bintang giliran menyapa dengan sinarnya yang elok. Penduduk desa
tampak ceria menyambut cuaca malam itu. Sebagian mereka berbincang
santai di beranda, duduk lesehan di atas tikar. Mendadak terdengar suara
gemuruh. Makin lama makin riuh. Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati
Di Kompleks pemakaman Gunung Sembung,
sering terlihat penziarah –perorangan atau rombongan– dari kalangan
etnis Cina. Sama dengan para saudaranya dari kalangan Islam, umat Buddha
dan Konghucu itu bertujuan menyekar pemakaman yang terletak di Desa
Astana, sekitar tiga kilometer di barat kota Cirebon, Jawa Barat, itu. Baca tulisan ini lebih lanjut
Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim
Senja hampir bergulir di Desa Gapuro,
Gresik, Jawa Timur, menjelang bulan Ramadhan itu. Tak ada angin. Awan
seperti berhenti berarak. Batu pualam berukir kaligrafi indah itu
terpacak bagaikan saksi sejarah. Itulah nisan makam almarhum Syekh
Maulana Malik Ibrahim, yang wafat pada 12 Rabiul Awal 822 Hijriah, atau 8
April 1419. Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Kudus
Sunan Kudus
Meski namanya Sunan Kudus, ia bukanlah
asli Kudus. Dia datang dari Jipang Panolan (ada yang mengatakan
disebelah utara Blora), berjarak 25 kilometer ke arah barat kota Kudus,
Jawa Tengah. Di sanalah ia dilahirkan, dan diberi nama Ja’far Shodiq. Ia
adalah anak dari hasil perkawinan Sunan Undung atau Sunan Ngudung
(Raden Usman Haji) dengan Syarifah, cucu Sunan Ampel. Semasa jayanya,
Sultan Undung terkenal sebagai panglima perang yang tangguh. Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Drajat
Diantara para wali, mungkin Sunan Drajat
yang punya nama paling banyak. Semasa muda ia dikenal sebagai Raden
Qasim, Qosim, atawa Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di
berbagai naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan
Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran
Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat. Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Bonang
Tamba ati iku lima sak warnane
Maca Qur’an angen-angen sak maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonana
Kaping telu, wong kang soleh kencanana
Kaping papat kudu wetheng ingkang luwe
Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe Baca tulisan ini lebih lanjut
Maca Qur’an angen-angen sak maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonana
Kaping telu, wong kang soleh kencanana
Kaping papat kudu wetheng ingkang luwe
Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Muria
Sunan Muria
Raden Umar Said sedang asyik berceramah
di padepokannya di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, ketika seorang
pemuda datang berkunjung. Tanpa tedeng aling-aling, pemuda itu, Raden
Bambang Kebo Anabrang, mengaku sebagai putra Raden Umar. Raden Umar
terkejut mendengarnya. Ia segera membantah dan mengusir Kebo Anabrang. Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Ampel
Sunan Ampel
Prabu Sri Kertawijaya tak kuasa memendam gundah. Raja Majapahit itu risau memikirkan pekerti warganya yang bubrah
tanpa arah. Sepeninggal Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada,
kejayaan Majapahit tinggal cerita pahit. Perang saudara berkecamuk di
mana-mana. Panggung judi, main perempuan, dan mabuk-mabukan menjadi
”kesibukan” harian kaum bangsawan –pun rakyat kebanyakan. Baca tulisan ini lebih lanjut
Sunan Giri
Selama
40 hari, Raden Paku bertafakur di sebuah gua. Ia bersimpuh, meminta
petunjuk Allah SWT, ingin mendirikan pesantren. Di tengah hening malam,
pesan ayahnya, Syekh Maulana Ishak, kembali terngiang: ”Kelak, bila tiba
masanya, dirikanlah pesantren di Gresik.” Pesan yang tak terlalu sulit,
sebetulnya. Baca tulisan ini lebih lanjut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar